Jumat, 21 Maret 2008

masalah remaja

BismillaaHir Rohmaannir Rohiim
Assalamu'alaykum wa RohmatulloHi Ta'alaa wa BarokatuHu
Solusi Problema Para Pemuda
Written by Syeikh Muhammad Bin Jamil Zainu
Thursday, 01 February 2007
Sesungguhnya obat yang paling utama bagi masalah para pemuda adalah MENIKAH, bila hal ini memungkinkan dan bila faktor-faktor yang berperan dalam masalah pernikahan tidak menjadi masalah (tidak terdapat kesulitan).
Misalnya dengan sudah adanya mahar. Hal ini seperti sabda Nabi Shallallohu ‘alaihi Wa Sallam:
“ Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian yang telah sanggup (mempunyai) ba’ah (kemampuan jima’ dan mata pencaharian-pent), hendaknya ia menikah. Karena hal ini lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu maka hendaknya ia berpuasa karena puasa itu akan menjadi wija’ (perisai) baginya” (Mutaffaq Alaih)

Wija’ bisa bermakna meringankan dorongan seksual.
Hendaknya pernikahan tidak menghalangi kelangsungan belajar bila pemuda itu dari keluarga kaya, dan ia mempunyai ayah yang bisa mencukupi kebutuhannya atau ia mempunyai harta ataupun pekerjaan,
Seharusnya orangtua tidak menunda menikahkan puteranya ketika telah mencapa usia baligh bila orangtua tersebut dalam keadaan mampu.Pernikahan lebih baik daripada membiarkan anaknya membujang, mengunjungi tempat-tempat yang keji (seperti lokalisasi, bar, dll) dan akhirnya melumuri ayahnya dengan nama yang jelek. Hal ini menjadikan ayahnya berdosa atas dirinya dan juga anaknya.

Hendaknya seorang anak meminta ayahnya menikahkannya bila ayahnya seorang yang kaya (mampu) dan sepantasnya ia mencari keridhoan ayahnya dan mempergauli ayahnya dengan baik.
Selayaknya setiap orang mengetahui bahwa tidaklah Allah mengharomkan sesuatu kecuali Ia menghalalkan sesuatu yang lainnya sebagai gantinya. Allah mengharomkan riba dan menghalalkan perdagangan. Alloh mengharomkan zina dan menghalalkan pernikahan. Dan pernikahan adalah solusi terbaik bagi problema para pemuda.
Namun apabila menikah bukan menjadi hal yang mudah bagi seorang pemuda karena ia miskin dan tidak mempunyai mahar serta nafkah, maka solusi yang afdhol baginya adalah:
Puasa yang syar’i sebagai pengamalan terhadap hadits yg telah lewat; “dan barang siapa yang belum mampu,maka hendaklah ia berpuasa,karena puasa akan menjadi perisai baginya puasa akan menjaga seorang pemuda karena dapat meringankan syahwatnya. puasa itu bukan hanya berhenti makan dan minum saja, namun juga menghindari pemandangan yang harom, bercampur denagn wanita, menonton film-film porno, cerita-cerita yang mengumbar nafsu, dan hubungan hubungan cinta dengan lawan jenis.

Seorang pemuda harus menahan diri dari memandang wanita. Larena Alloh menjadikan kesehatan (jiwa dan raga- pent) itu bersama penjagaan diri dan Ia memberikan penyakit dan musibah sebagai akibat mengikuti syahwat bila seseorang tidak menaahan diri darinya.Seorang pemuda tidak diperbolehkan memandang wanita kecuali dengan jalan yang dibenarkan. Jalannya adalah pernikahan, yang dengannya akan memberikan nama baik dan akibat yang baik pula.

Menahan diri dan memacu diri (melawan kecondongan jiwa, beraktifitas dengan sesuatu yang menyibukkan-pent). Para psikolog menyebutkan bahwa libido (dorongan seksual) didalam diri seseorang dapat ditekan dan diatasi.

Bila belum memungkinkan bagimu untuk menikah maka janganlah engkau mendekati zina dan hendaklah engkau berlomba (mengalahkan kecenderungan jiwa-pent) denagn membebaskan jiwamu mealui kesungguhan (usaha keras) secara ruhiyah seperti shalat, puasa, membaca Al-Quran, membaca Hadits Nabi, biografi (para Salaf) yang semerbak (dengan kebaikan), dan lain lain

Atau dengan menggunakan tenaga untuk mengerjakan sesuatu dan menenggelamkan diri membahas sesuatu (yang bermanfaat), atau dengan mencurahkan tenaga, pikiran,dan waktu untuk melukis atau kesibukan-kesibukan lain. Misalnya melukis pemandangan dengan sungai-sungai, pepohonan, gunung-gunung, dan lain-lain yang tentu sajatidak mengandung gambar makhluk yang bernyawa. Bisa pula membuat kerajinan tangan dari kayu yang halus, atau melakukan hobi-hobi yang bermanfaat.

Berolahraga diman hal ini menjadi sebuah usaha secara fisik. Dengan benar-benar memfokuskan diri dalam olahraga, mempehatikan latihan fisik, bergabung dengan klub-klub terbuka atau perkumpulan-perkumpulan pendidkan yang terbebas dari ikhtilath (bercampurnya) para pemuda dan pemudi. Semua ini akan mengalihkan seorang pemuda dari memikirkan dorongan seks-nya serta menjauhkannya dari zina yang akan merusak fisik, akhlaq, da agamanya. Maka setiap kali seorang pemuda tengah merasakan sedemikian kuatnya dorongan seksual dalam dirinya, tidak ada cara lain baginya selain segera beraktifitas fisik sehingga ia bias mengalihkan energi yang berlebih itu. Seperti lari jarak jauh, angkat beban, gulat, berlomba berlatih memanah/menembak, pacuan kuda, mengikuti lomba-lomba ilmiah, dan lainnya ynag akan mengurangi hasratnya.

Membaca Buku-Buku Agama. Yang paling penting dari seluruh buku agama adalah Al-Quran Al Kariim, hadits-hadits Nabawiyah, dan buku tafsir; menjaga hafalan Al-Quran dan Al Hadits, mengkaji sirah Nabawiyah erta khulafaur Rasyidin, dan para pembesar serta pemikir islam. Mendengarkan ceramah agama, ceramah ilmiyah dan pembacaan Al Quran (yang menjadi usaha untuk menyiarkan Al Quran Al Kariim), da kegiatan-kegiatan lainnya.

Kesimpulannya, Penyembuh yang paling bermanfaat bagi para pemuda adalah MENIKAH. Bila hal ini belum dapat terealisir maka berpuasa, beraktifitas yang bisa menahan diri, berolah raga, dan sibuk dengan ilmu yang bermanfaat akan menjadi penenang serta kekuatan yang memberikan manfaat dan tidak memberatkan.

Kemudian mereka juga harus menjaga pandangan dari hal-hal yang dilarang Alloh untuk dipandang serta bersandar kepada Allah supaya memudahkan jalan menuju PERNIKAHAN

(Sumber: Kaifa Nurabi Auladana Wa Ma Huwa Wajibul Aba wal Abna, Syeikh Muhammad Bin Jamil Zainu, Edisi Indonesia : Panduan Praktis Menumbuhkan Iman Anak, Penerjemah: Ummu Yahya Latifah Yusuf Al Atsariyah, Penerbit Maktabah Salafy Press, hal 58-63)